PT. Astana Wira Karya

Cara Mengelola Sampah Organik dan Anorganik

Cara Mengelola Sampah Organik dan Anorganik ditulisoleh irvandoda – Pernahkah kamu merasa rumah atau lingkungan sekitarmu terlalu banyak sampah? Aku juga pernah mengalami hal yang sama. Dulu, aku tidak terlalu peduli soal pemilahan sampah, semuanya dibuang begitu saja ke tempat sampah tanpa berpikir panjang. Sampai suatu hari, aku melihat tempat pembuangan sampah di dekat rumah yang penuh dengan plastik bercampur sisa makanan. Baunya menyengat, air lindi mengalir ke selokan, dan banyak lalat beterbangan. Saat itu aku sadar, pengelolaan sampah yang buruk berdampak langsung pada lingkungan dan kesehatan kita.

Sejak saat itu, aku mulai belajar cara mengelola sampah dengan benar, terutama dengan memilah sampah organik dan anorganik. Setelah beberapa kali coba-coba (dan beberapa kesalahan di awal), aku menemukan cara yang lebih praktis dan efektif. Berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa kamu lakukan untuk mengelola sampah dengan lebih baik.

Cara Mengelola Sampah Organik dan Anorganik
Cara Mengelola Sampah Organik dan Anorganik

1. Memahami Perbedaan Sampah Organik dan Anorganik

Sebelum mulai mengelola sampah, kita harus tahu dulu apa bedanya sampah organik dan anorganik.

  • Sampah organik adalah sampah yang berasal dari bahan alami dan mudah terurai, seperti sisa makanan, daun kering, dan kulit buah. Sampah ini bisa diolah menjadi pupuk kompos atau pakan ternak.
  • Sampah anorganik adalah sampah yang sulit terurai secara alami, seperti plastik, kaca, dan logam. Sampah ini dapat didaur ulang atau digunakan kembali untuk mengurangi dampaknya terhadap lingkungan.

Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK, 2023), sekitar 60% sampah di Indonesia adalah sampah organik, sedangkan 40% sisanya adalah sampah anorganik. Jika dikelola dengan benar, sebagian besar sampah ini bisa dimanfaatkan kembali.


2. Cara Mengelola Sampah Organik

Sampah organik sering kali dianggap tidak berguna dan langsung dibuang begitu saja. Padahal, jika dikelola dengan baik, sampah ini bisa menjadi sumber daya yang bermanfaat. Berikut beberapa cara yang bisa kamu coba:

a. Membuat Kompos dari Sampah Dapur

Aku mulai membuat kompos sendiri di rumah menggunakan sisa sayuran, kulit buah, dan ampas kopi. Caranya sederhana:

  1. Siapkan wadah kompos (bisa ember bekas atau tong plastik).
  2. Masukkan sampah organik seperti sisa sayuran, daun kering, dan kulit buah.
  3. Tambahkan tanah atau serbuk kayu untuk membantu proses penguraian.
  4. Aduk setiap beberapa hari agar proses pembusukan berjalan lancar.
  5. Setelah 3–4 minggu, kompos siap digunakan sebagai pupuk tanaman.

Menurut penelitian dari Waste4Change (2023), pembuatan kompos dapat mengurangi emisi gas metana yang dihasilkan dari pembusukan sampah organik di tempat pembuangan akhir (TPA).

b. Memberikan Sisa Makanan ke Peternak atau Komunitas Pengelolaan Sampah

Beberapa jenis sampah makanan seperti sisa nasi atau sayuran masih bisa digunakan sebagai pakan ternak. Jika kamu memiliki akses ke peternak ikan atau ayam, mereka mungkin akan bersedia menerima sisa makanan yang masih layak konsumsi.

c. Membuat Eco-Enzyme dari Sisa Buah

Eco-enzyme adalah cairan serbaguna yang dibuat dari fermentasi kulit buah dan gula merah. Aku pernah mencoba membuatnya sendiri dan hasilnya bisa digunakan sebagai pembersih lantai, pupuk tanaman, bahkan pengusir serangga.

Caranya:

  1. Campurkan 1 bagian gula merah, 3 bagian kulit buah, dan 10 bagian air dalam wadah tertutup.
  2. Biarkan selama 3 bulan sambil sesekali diaduk.
  3. Setelah siap, cairannya bisa digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga.

3. Cara Mengelola Sampah Anorganik

Sampah anorganik sering kali menjadi penyebab utama pencemaran lingkungan, terutama plastik sekali pakai. Untuk mengurangi dampaknya, kita bisa melakukan beberapa langkah berikut:

a. Memilah Sampah Anorganik Berdasarkan Jenisnya

Di rumah, aku mulai membagi sampah anorganik ke dalam beberapa kategori:

  • Plastik: botol air mineral, kantong plastik, sedotan.
  • Kertas: kardus, koran bekas, majalah.
  • Kaca dan logam: botol kaca, kaleng soda, alumunium.

Sampah-sampah ini kemudian aku kumpulkan dan kirim ke bank sampah atau tempat daur ulang. Menurut Sustainable Waste Indonesia (2022), pemilahan sampah dapat meningkatkan tingkat daur ulang hingga 50%.

b. Menggunakan Kembali Barang yang Masih Layak Pakai

Dulu, aku sering langsung membuang botol plastik atau wadah makanan setelah sekali pakai. Sekarang, aku lebih memilih menggunakan wadah makanan dari kaca atau stainless steel, yang bisa digunakan berkali-kali.

Beberapa langkah sederhana untuk mengurangi sampah anorganik:

  • Membawa botol minum sendiri daripada membeli air kemasan.
  • Menggunakan tas belanja kain daripada kantong plastik.
  • Memanfaatkan kembali kardus atau kemasan bekas untuk penyimpanan.

c. Menjual atau Mendonasikan Barang Bekas

Beberapa barang seperti pakaian, peralatan elektronik, atau buku bekas masih bisa dimanfaatkan oleh orang lain. Aku pernah menjual beberapa barang bekas melalui marketplace dan hasilnya cukup lumayan. Selain mengurangi sampah, kita juga bisa mendapatkan tambahan penghasilan.


4. Menanamkan Kebiasaan Baik dalam Mengelola Sampah

Mengelola sampah bukan hanya soal memilah dan mendaur ulang, tetapi juga membangun kebiasaan yang lebih ramah lingkungan. Beberapa hal yang aku lakukan untuk menjaga konsistensi:

  • Menyediakan dua tempat sampah di rumah untuk organik dan anorganik.
  • Mengajak keluarga dan teman-teman untuk ikut memilah sampah.
  • Mencari komunitas pengelolaan sampah di sekitar tempat tinggal.

Menurut WWF Indonesia (2022), perubahan perilaku dalam mengelola sampah secara konsisten dapat mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA hingga 30%.


Kesimpulan: Mulai dari Hal Kecil, Dampaknya Besar

Aku belajar bahwa mengelola sampah tidaklah sulit jika dilakukan secara bertahap. Memilah sampah dari sumbernya, memanfaatkan sampah organik menjadi kompos, serta mendaur ulang sampah anorganik adalah langkah kecil yang bisa memberikan dampak besar.

Jika setiap orang mulai dari dirinya sendiri, lingkungan kita akan menjadi lebih bersih dan sehat. Jadi, apakah kamu siap untuk ikut mengubah kebiasaan dalam mengelola sampah? 🌱♻️

Referensi:

  • Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). (2023). Laporan Pengelolaan Sampah Nasional.
  • Sustainable Waste Indonesia. (2022). Recycling and Waste Management Report.
  • Waste4Change. (2023). Kompos dan Solusi Sampah Organik di Indonesia.
  • WWF Indonesia. (2022). Plastik dan Polusi: Tantangan di Indonesia.
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *